Selasa, 25 Desember 2012

PRABU BALADEWA

BALADEWA

Koleksi Wayang Saya yang lain adalah Prabu Baladewa/Balarama,wayang ini Yasan Pak Rohayat,Kroya,Cilacap.
Mitologi Prabu Baladewa sendir sangatlah unik,kurang lebih seperti ini.
Prabu Baladewa

Dalam pewayangan Jawa, Baladewa adalah saudara Prabu Kresna. Prabu Baladewa yang waktu mudanya bernama Kakrasana, adalah putra Prabu Basudewa, raja negara Mandura dengan permaisuri Dewi Mahendra atau Maekah. Ia lahir kembar bersama adiknya, dan mempunyai adik lain ibu bernama Dewi Subadra atau Dewi Lara Ireng, puteri Prabu Basudewa dengan permaisuri Dewi Badrahini. Baladewa juga mempunyai saudara lain ibu bernama Arya Udawa, putra Prabu Basudewa dengan Ken Sagupi, seorang swarawati keraton Mandura.
Prabu Baladewa yang mudanya pernah menjadi pendeta di pertapaan Argasonya bergelar Wasi Jaladara, menikah dengan Dewi Erawati, puteri Prabu Salya dengan Dewi Setyawati atau Pujawati dari negara Mandaraka. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putera bernama Wisata dan Wimuka.
Baladewa berwatak keras hati, mudah naik darah tapi pemaaf dan arif bijaksana. Ia sangat mahir mempergunakan gada, sehingga Bima dan Duryodana berguru kepadanya. Baladewa mempunyai dua pusaka sakti, yaitu Nangggala dan Alugara, keduanya pemberian Brahma. Ia juga mempunyai kendaraan gajah bernama Kyai Puspadenta. Dalam banyak hal, Baladewa adalah lawan daripada Kresna. Kresna berwarna hitam sedangkan Baladewa berkulit putih.
Sebenarnya Baladewa itu memihak Kurawa maka dalam Kitab Jitabsara ketika ditulis skenarionya oleh para dewa tentang Perang Baratayuda Prabu Kresna tau bahwa para dewa merencanakan Baladewa akan ditandingkan dengan Raden Anantarejo dan Baladewa mati . Ketika melihat catatan itu Prabu Kresna ingin menyelamatakan Prabu Baladewa dan Raden Anantareja agar tak ikut perang sebab kedua orang itu dianggap Prabu Kresna tak punya urusan dalam perang baratayuda . Prabu Kresna menyamar menjadi kumbang lalu terbang dan menendang tinta yang dipakai dewa untuk menulis , tinta tumpah dan menutupi kertas yang ada tulisan Anantarejo kemudian kumbang jelmaan Prabu Kresno juga menyambar pena yang dipakai tuk menulis dan pena tersebut jatuh . Akhirnya dalam Kitab Jitabsara yaitu kitab skenario perang Baratayuda yang ditulis dewa tak ada tulisan Raden Anantareja dan Prabu Baladewa . Maka sebelum perang Baratayuda Prabu Kresna membujuk Anantareja supaya bunuh diri dengan cara menjilat telapak kakinya sendiri , akhirnya Raden Anantareja mati sebagai tawur/tumbal kemenangangan Pandawa . Prabu Kresna juga punya siasat untuk mengasingkan agar prabu Baladewa tidak mendengar dan menyaksikan Perang Baratayuda yaitu dengan meminta Prabu Baladewa untuk bertapa di Grojogan Sewu (Grojogan = Air Terjun, Sewu = Seribu) dengan tujuan agar apabila terjadi perang Bharatayuddha, Baladewa tidak dapat mendengarnya karena tertutup suara gemuruh air terjun. Selain itu Kresna berjanji akan membangunkannya nanti Bharatayuddha terjadi, padahal keesokan hari setelah ia bertapa di Grojogan Sewu terjadilah perang Bharatayuddha.

BALADEWA

Ada yang mengatakan Baladewa sebagai titisan naga sementara yang lainnya meyakini sebagai titisan Sanghyang Basuki, Dewa keselamatan. Ia berumur sangat panjang. Setelah selesai perang Bharatayudha, Baladewa menjadi pamong dan penasehat Prabu Parikesit, raja negara Hastinapura setelah mangkatnya Prabu Kalimataya atau Prabu Puntadewa. Ia bergelar Resi Balarama. Ia mati moksa setelah punahnya seluruh Wangsa Wresni.

Demikian mungkin sedikit tentang Prabu Baladewa.

sekian. 

Selasa, 13 November 2012

BRAJADENTA

BRAJADENTA
Wayang Kulit Brajadenta koleksi saya adalah yasan AWS - Karanganyar,wayang ini bener2 mantap banget buat Sabetan dalam pedalangan.Ukurannya yang besar membuat orang yang memegangnya merasa WooW...gitu hehehehe....
Brajadenta adalah Paman Gathotkaca yang melakukan Pembrontakan,berikut sedikit tentang Brajadenta :
BRAJADENTA

BRAJADENTA
BRAJADENTA adalah putra ketiga Prabu Arimbaka, raja raksasa negara Pringgandani dengan Dewi Hadimba. Brajadenta mempunyai tujuh orang saudara kandung bernama:
Arimba / Hidimba,
Dewi Arimbi,
Arya Prabakesana,
Brajamusti,
Brajalamatan,
Brajawikalpa dan
Kalabendana.
Brajadenta berwatak keras hati, ingin menangnya sendiri, berani serta ingin selalu menurutkan kata hatinya.
Brajadenta sangat sakti. Oleh kakaknya, Dewi Arimbi, Brajadenta ditunjuk sebagai wakil raja memegang tampuk pemerintahan negara Pringgandani selama Dewi Arimbi ikut suaminya Bima tinggal di Jadipati.

BRAJADENTA Melawan RADEN GATHOTKACA
Akhir riwayatnya diceritakan, karena tidak setuju dengan pengangkatan Gatotkaca, putra Dewi Arimbi dengan Bima sebagai raja Pringgandani, Brajadenta dengan dibantu oleh ketiga adiknya, Brajamusti, Brajalamatan dan Brajawikalpa, melakukan pemberontakan karena ingin secara mutlak menguasai negara Pringgandani.
Pemberontakannya dapat ditumpas oleh Gatotkaca dengan tewasnya Brajalamatan dan Brajawikalpa.
Brajadenta dan Brajamusti berhasil melarikan diri dan berlindung pada kemenakannya Prabu Arimbaji, putra mendiang Prabu Arimba yang telah menjadi raja di negara Gowasiluman di hutan Tunggarana.
Dengan bantuan Bathari Durga, Brajadenta kembali memasuki negara Pringgandini untuk membunuh Gatotkaca.
Usahanya kembali menghalami kegagalan. Brajadenta akhirnya tewas dalam peperangan melawan Gatotkaca.
Arwahnya menjelma menjadi ajian/keaktian dan merasuk/menunggal dalam gigi Gatotkaca. Sejak itu Gatotkaca memiliki kesaktian; barang siapa kena gigitannya pasti binasa.

Demikian sedikit tentang Brajadenta.

sekian 

  kds penutup

PATIH SABRANGAN

PATIH SABRANGAN

Koleksi wayang saya berikutnya adakah Patih Sabrangan yasan Anugrahing Wayang Seno ( Karanganyar )
PATIH SABRANG

Adapun Penjelasan tentang wayang Patih Sabrangan ini adalah sebagai berikut :
Patih adalah semacam jabatan Perdana Mentri dalam sebuah kerajaan. Patih bekerja untuk urusan-urusan sehari-hari kerajaan. Patih adalah jebatan yang strategis karena kedekatannya dengan raja, Patihlah yang memberi nasehat dan pandangan mengenai banyak hal.

demikian sedikit tentang Wayang Patih Sabrangan.

Sabtu, 10 November 2012

BETHARA ENDRA

BETHARA ENDRA

Salah Satu Koleksi Wayang Dewa yang lain adalah Bethara Endra yasan Candra Birawa,Banyumas.Namun Sayang agak kekecilan untuk ukuran Bethara Endra yg Normal.
BETHARA ENDRA

Bethara Endra saya ini mungkin ada perbedaan di Mahkota,
Mahkota wayang ini dibuat seperti wayang rai wong jadi dari bentuk dan warna jauh beda.
Mitologi tentang Bathara Endra sangat menarik untuk disimak,monggo :

MITOLOGI :

Batara Endra 
Batara Endra adalah salah seorang anak Batara Guru.Kekuasaanya cukup banyak,ia bertanggung jawab pada ketertiban kahyangan,memimpin para bidadari,mengurusi berbagai hadiah dari para dewa untuk manusia yang berjasa.Menurut kitab Mahabarata,Batara Endra adalah dewa penguasa petir dan guntur.Dewa ini bertempat tinggal di Kahyangan Tenjamaya.Dalam pewayangan yang menjadi pemuka para dewa adalah Batara Guru,namun dalam Mahabarata,pemuka para dewa adalah Batara Endra atau Indra ini,dan kahyangan tempat tinggalnya adalah Indraloka,Indrabawana atau Kaindran.
BETHARA ENDRA

Batara Endra mempunyai seekor gajah tunggangan yang luar biasa besar yang diberi nama Airawata.Senjatanya yang terkenal diberi nama Bajra yang bilamana diarahkan ke musuhnya berubah menjadi petir.Senjata yang luar biasa ampuh ini,adalah penjelmaan tulang belulang Maharsi Datica.Keterangan ini didapat dari Mahabarata.Dalam pewayangan,dari perkawinannya dengan Dewi Wiyati,Batara Endra mempunyai lima putera dan tiga puteri yang pertama bernama Dewi Tara,yang menikah dengan Resi Subali dan kemudian oleh Prabu Sugriwa.Yang kedua adalah Dewi Tari,yang dinikahkan dengan Rahwana,raja Alengka.Yang ketiga adalah Dewi Supraba,yang menikah dengan Arjuna.Sedangkan lima puteranya adalah Batara Citrarata,Citranggana,Citrasena,Jayantaka,dan Jayantara.

Ketika Arjuna bertapa di Gunung Indrakila dan memakai nama Begawan Ciptaning,Batara Endra datang menemuinya dan menyamar sebagai brahmana bernama Resi Padya.Guna mengetahui ketangguhan Arjuna dalam ilmu kasampurnan,ia menantang adu debat dengan Begawan Ciptaning,tetapi kalah.Perdebatan ini adalah salah satu ujian untuk memastikan apakah Arjuna benar-benar manusia terpilih yang pantas diangkat menjadi jago para dewa untuk menghadapi Prabu Niwatakawaca yang mengancam kewibawaan kahyangan.Sewaktu Arjuna hendak menghadapi Niwatakawaca,Batara Endra menganugerahinya anak panah pusaka Pasopati.Dengan anak panah itulah Prabu Niwatakawaca berhasil dibunuh.
BETHARA ENDRA


Baik dalam Mahabarata atau pewayangan,Batara Endra adalah ayah Arjuna yang sesungguhnya.Batara Endra menemui Dewi Kunti,istri Pandu Dewanata,yang merapal Ajian Adityarhedaya.Karena itulah Batara Endra selalu memberi pertolongan pada Arjuna bilamana ksatria Pandawa itu membutuhkannya,baik diminta maupun tidak.Menjelang Baratayuda,sebagai seorang ayah,Batara Endra merasa khawatir akan keselamatan Arjuna.Ia tahu bahwa dalam perang besar Baratayuda nantinya,Arjuna tentu akan berhadapan dan mengadu kesaktian dengan Basukarna,putera Batara Surya.Keduanya sama-sama tangguh dan sakti.Batara Endra juga tahu,Karna memiliki beberapa pusaka ampuh,diantaranya adalah baju Kerei Kaswargan yang membuatnya kebal terhadap segala macam senjata dan Anting-anting Mustika yang menyebabkan Karna memiliki firasat tajam terhadap segala bahaya yang mengancam.Kedua pusaka sakti ini yang merupakan pemberian Batara Surya itu telah dimiliki Basukarna sejak lahir.Karena itu untuk membantu Arjuna memenangkan perang dalam Baratayuda,Batara Endra lalu berusaha mengambil pusaka-pusaka yang menjadi andalan Basukarna.Dengan cara menyamar sebagai brahmana tua,Batara Endra berhasil meminta pusaka-pusaka Karna itu.Sebenarnya Karna sudah tahu dari keterangan Batara Surya,bahwa yang menemuinya adalah Batara Endra yang menyamar dan berusaha mengelabuinya.Namun Karna pura-pura tidak tahu dan dengan ikhlas memberikan pusakanya.
Adegan Kahyangan Jonggring Saloka


Batara Endra juga berwenang mengatur pemberian hadiah pada mereka yang dianggap berjasa pada para dewa.Hadiah itu berupa pusaka namun bisa juga berupa bidadari.Hadiah yang berupa bidadari diberikan tidak hanya pada manusia ,namun juga pada para raksasa dan kera.Sugriwa misalnya,walaupun berujud raksasa,istrinya yang bernama Dewi Tara adalah bidadari pemberian Batara Endra,sebagai hadiah atas bantuannya mengalahkan musuh para dewa.Begitupun juga Begawan Bagaspati yang dianggap berjasa pada para dewa diberi hadiah bidadari bernama Dewi Darmastuti,padahal ia seorang pandita raksasa.Kadang-kadang Batara Endra juga terpaksa memberikan bidadari pada musuh yang dianggap mengancam kahyangan sebagai suapan.Seperti pemberian tiga bidadari sekaligus pada Dasamuka sebagai pengganti Dewi Widawati yang dituntut oleh Dasamuka.Karena Dewi Widawati adalah istri Batara Wisnu,jadi sulit bagi Batara Endra mengabulkan permintaan Dasamuka.Batara Endra juga pernah turun ke dunia,menyamar sebagai raksasa sakti bernama Rukmuka yang menghadang Bima yang sedang mencari Tirta Perwitasari sebagaimana yang diperintahkan Resi Drona. 

Demikian sedikit Mitologi/kisah tentang Bethara Endra.

sekian

Senin, 05 November 2012

BETHARA BAYU

BETHARA BAYU

Wayang kulit koleksi saya ini adalah masuk dalam Golongan Dewa2,Bathara Bayu adalah Dewa Angin.
Wayang ini pemberian Ki Kukuh Bayu Aji dri Banyumas.Tinggi wayang ini mencapai 80cm.
Siapakah Bethara Bayu ini berikut sedikit Filosofi tentang Wayang ini :
Sang Hyang Bayu



Bayu Sanskerta  वायुदाब वायु ; Vāyu, baca: Bayu, disebut juga Waata (वात: Vāta) atau Pawana (पवन : Pavana) atau Prāna) dalam agama Hindu adalah Dewa utama, bergelar sebagai Dewa angin. Udara (Vāyu) atau angin (Pāvana) merupakan salah satu unsur dalam Panca Maha Bhuta, lima elemen dasar dalam ajaran agama Hindu.




Dewa dalam agama Hindu ini diadaptasi ke dalam dunia pewayangan sebagai dewa penguasa angin yang bertempat tinggal di Khayangan Panglawung. Batara bayu ditugaskan untuk mengatur dan menguasai angin. Pada zaman Treta Yuga, Batara Bayu menjadi guru Hanoman agar kera tersebut menjadi sakti. Pada zaman Dwapara Yuga, Batara Bayu menurunkan Werkudara (Bima). Ciri dari murid ataupun keturunan dewa ini adalah mempunyai "Kuku Pancanaka".

                                                                                                                                                                                     Dalam dunia wayang Jawa, Dewa ini dikatakan memiliki Ajian. Hal tersebut merupakan adaptasi budaya dan tak terdapat dalam mitologi Hindu India. Ajian yang terkenal dari Batara Bayu adalah Sepiangin, Bayubraja dan lain-lain

Bethara Bayu
 Demikian sedikit tentang Bathara Bayu.


sekian

Minggu, 04 November 2012

RADEN ANOMAN

HANOMAN

Koleksi Wayang Hanoman saya ada 2 , Yang Pertama Wanda Geni/Agni,yang berarti Api karna dari gelung dan bulu2 ditubuh'y berwarna seperti Api.Mungkin akan lebih cocok dimainkan saat lakon Anoman Obong.Wayang Hanoman ini adalah Yasan dari solo tepatnya di Sanggar Wayang Gogon.
Yang Kedua Anoman Wanda Maruta/Angin,biasa'y sunggingan atau cat rambut/gelung berwarna hitam.Wayang Anoman Wanda Maruto ini Yasan Pak Rohayat,Kroya ,Cilacap
Untuk mengetahui Mitologi atau siapakah Anoman itu berikut ada penjelasan yg saya kutip di internet.
ANOMAN Wanda Geni

MITOLOGI

Hanoman dalam pewayangan Jawa merupakan putera Bhatara Guru yang menjadi murid dan anak angkat Bhatara Bayu. Hanoman sendiri merupakan tokoh lintas generasi sejak zaman Rama sampai zaman Jayabaya.
ANOMAN Wanda Maruto/Angin


Anjani adalah puteri sulung Resi Gotama yang terkena kutukan sehingga berwajah kera. Atas perintah ayahnya, ia pun bertapa telanjang di telaga Madirda. Suatu ketika, Batara Guru dan Narada|Batara Narada terbang melintasi angkasa. Saat melihat Anjani, Batara Guru terkesima sampai mengeluarkan air mani. Raja para dewa pewayangan itu pun mengusapnya dengan daun asam (Bahasa Jawa: ''Sinom'') lalu dibuangnya ke telaga. Daun sinom itu jatuh di pangkuan Anjani. Ia pun memungut dan memakannya sehingga mengandung. Ketika tiba saatnya melahirkan, Anjani dibantu para bidadari kiriman Batara Guru. Ia melahirkan seekor bayi kera berbulu putih, sedangkan dirinya sendiri kembali berwajah cantik dan dibawa ke kahyangan sebagai bidadari.
Bayi berwujud kera putih yang merupakan putera Anjani diambil oleh Batara Bayu lalu diangkat sebagai anak. Setelah pendidikannya selesai, Hanoman kembali ke dunia dan mengabdi pada pamannya, yaitu Sugriwa, raja kera Gua Kiskenda. Saat itu, Sugriwa baru saja dikalahkan oleh kakaknya, yaitu Subali, paman Hanoman lainnya. Hanoman berhasil bertemu Rama dan Laksmana, sepasang pangeran dari Ayodhya yang sedang menjalani pembuangan. Keduanya kemudian bekerja sama dengan Sugriwa untuk mengalahkan Subali, dan bersama menyerang negeri Alengka membebaskan Sita, istri Rama yang diculik Rahwana murid Subali.
Pertama-tama Hanoman menyusup ke istana Alengka untuk menyelidiki kekuatan Rahwana dan menyaksikan keadaan Sita. Di sana ia membuat kekacauan sehingga tertangkap dan dihukum bakar. Sebaliknya, Hanoman justru berhasil membakar sebagian ibu kota Alengka. Peristiwa tersebut terkenal dengan sebutan ''Hanoman Obong''. Setelah Hanoman kembali ke tempat Rama, pasukan kera pun berangkat menyerbu Alengka. Hanoman tampil sebagai pahlawan yang banyak membunuh pasukan Alengka, misalnya Surpanaka (Sarpakenaka) adik Rahwana.
ANOMAN
Dalam pertempuran terakhir antara Rama kewalahan menandingi Rahwana yang memiliki ''Aji Pancasunya'', yaitu kemampuan untuk hidup abadi. Setiap kali senjata Rama menewaskan Rahwana, seketika itu pula Rahwana bangkit kembali. Wibisana, adik Rahwana yang memihak Rama segera meminta Hanoman untuk membantu. Hanoman pun mengangkat Gunung Ungrungan untuk ditimpakan di atas mayat Rahwana ketika Rahwana baru saja tewas di tangan Rama untuk kesekian kalinya. Melihat kelancangan Hanoman, Rama pun menghukumnya agar menjaga kuburan Rahwana. Rama yakin kalau Rahwana masih hidup di bawah gencetan gunung tersebut, dan setiap saat bisa melepaskan roh untuk membuat kekacauan di dunia.

Beberapa tahun kemudian setelah Rama meninggal, roh Rahwana meloloskan diri dari Gunung Ungrungan lalu pergi ke Pulau Jawa untuk mencari reinkarnasi Sita, yaitu Subadra adik Kresna. Kresna sendiri adalah reinkarnasi Rama. Hanoman mengejar dan bertemu Bima (tokoh Mahabharata)|Bima, adiknya sesama putera angkat Bayu. Hanoman kemudian mengabdi kepada Kresna. Ia juga berhasil menangkap roh Rahwana dan mengurungnya di Gunung Kendalisada. Di gunung itu Hanoman bertindak sebagai pertapa.

Hanoman berusia sangat panjang sampai bosan hidup. Narada turun mengabulkan permohonannya, yaitu "ingin mati", asalkan ia bisa menyelesaikan tugas terakhir, yaitu merukunkan keturunan keenam Arjuna yang sedang terlibat perang saudara. Hanoman pun menyamar dengan nama Resi Mayangkara dan berhasil menikahkan Astradarma, putera Sariwahana, dengan Pramesti, puteri Jayabaya. Antara keluarga Sariwahana dengan Jayabaya terlibat pertikaian meskipun mereka sama-sama keturunan Arjuna. Hanoman kemudian tampil menghadapi musuh Jayabaya yang bernama Yaksadewa, raja Selahuma. Dalam perang itu, Hanoman gugur, moksa bersama raganya, sedangkan Yaksadewa kembali ke wujud asalnya, yaitu Batara Kala, sang dewa kematian.
ada versi lain khususnya di jawa bahwa hanoman tidak mati dalam dalam berperang namun dia moksa setelah bertemu sunan kali jaga dan menanyakan arti yang terkandung dari jimat kalimasada karena dulu hanoman berjanji tidak akan mau mati sebelum mengetahui arti dari tulisan yang terkandung di dalam jimat kalimasada.

demikian sepenggal cerita tentang Hanoman/ Anoman
sekian

Sabtu, 03 November 2012

RADEN ABIMANYU

ABIMANYU 

Koleksi wayang Kulit saya selanjut'y adalah Raden Abimanyu,Satria bagus putra raden Arjuna.Wayang kulit ini Yasan pak Rohayat Cilacap.
Berikut ada mitologi tentang wayang Abimanyu:

MITOLOGI

ABIMANYU
Abimanyu (Sanskerta: अभिमन्यु, abhiman'yu) adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata. Ia adalah putera Arjuna dari salah satu istrinya yang bernama Subadra. Ditetapkan bahwa Abimanyu-lah yang akan meneruskan Yudistira. Dalam wiracarita Mahabharata, ia dianggap seorang pahlawan yang tragis. Ia gugur dalam pertempuran besar di Kurukshetra sebagai kesatria termuda dari pihak Pandawa, karena baru berusia enam belas tahun. Abimanyu menikah dengan Utara, puteri Raja Wirata dan memiliki seorang putera bernama Parikesit, yang lahir setelah ia gugur.

Abimanyu terdiri dari dua kata Bahasa Sanskerta|Sanskerta, yaitu ''abhi'' (berani) dan ''man'yu'' (tabiat). Dalam bahasa Sanskerta, kata ''Abhiman'yu'' secara harfiah berarti "ia yang memiliki sifat tak kenal takut" atau "yang bersifat kepahlawanan".

Abimanyu
Saat belum lahir karena berada dalam rahim ibunya, Abimanyu mempelajari pengetahuan tentang memasuki formasi mematikan yang sulit ditembus bernama Chakrawyuha dari Arjuna. Mahabharata menjelaskan bahwa dari dalam rahim, ia menguping pembicaraan Kresna yang sedang membahas hal tersebut dengan ibunya, Subadra. Kresna berbicara mengenai cara memasuki Chakrawyuha dan kemudian Subadra (ibu Abimanyu) tertidur maka sang bayi tidak memiliki kesempatan untuk tahu bagaimana cara meloloskan diri dari formasi itu.

Abimanyu menghabiskan masa kecilnya di Dwaraka, kota tempat tinggal ibunya. Ia dilatih oleh ayahnya yang bernama Arjuna yang merupakan seorang ksatria besar dan diasuh di bawah bimbingan Kresna. Ayahnya menikahkan Abimanyu dengan Utara (Mahabharata)|Uttara, puteri Raja Wirata, untuk mempererat hubungan antara Pandawa dengan keluarga Raja Wirata, saat pertempuran Bharatayuddha yang akan datang. Pandawa menyamar untuk menuntaskan masa pembuangannnya tanpa diketahui di kerajaan Raja Wirata, yaitu Kerajaan Matsya|Matsya.

Sebagai cucu Dewa Indra, Dewa senjata ajaib sekaligus Dewa peperangan, Abimanyu merupakan ksatria yang gagah berani dan ganas. Karena dianggap setara dengan kemampuan ayahnya, Abimanyu mampu melawan ksatria-ksatria besar seperti Drona, Karna, Duryodana dan Dursasana. Ia dipuji karena keberaniannya dan memiliki rasa setia yang tinggi terhadap ayahnya, pamannya, dan segala keinginan mereka.

Kematian Abimanyu:
Pada hari ketiga belas Bharatayuddha, pihak Korawa menantang Pandawa untuk mematahkan formasi perang melingkar yang dikenal sebagai Chakrawyuha. Para Pandawa menerima tantangan tersebut karena Kresnadan Arjuna tahu bagaimana cara mematahkan berbagai formasi.

Namun, pada hari itu, Kresna dan Arjuna sibuk bertarung dengan laskar Samsaptaka. Oleh karena Pandawa sudah menerima tantangan tersebut, mereka tidak memiliki pilihan namun mencoba untuk menggunakan Abimanyu yang masih muda, yang memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara mematahkan formasi Chakrawyuha namun tidak tahu bagaimana cara keluar dari dalamnya. Untuk meyakinkan bahwa Abimanyu tidak akan terperangkap dalam formasi tersebut, Pandawa bersaudara memutuskan bahwa mereka dan sekutu mereka akan mematahkan formasi itu bersama Abimanyu dan membantu sang pemuda keluar dari formasi tersebut.

Pada hari penting itu, Abimanyu menggunakan kecerdikannya untuk menembus formasi tersebut. pandawa bersaudara dan sekutunya mencoba untuk mengikutinya di dalam formasi, namun mereka dihadang oleh Jayadrata, Raja Kerajaan Sindhu|Sindhu, yang memakai anugerah Siwa agar mampu menahan para Pandawa kecuali Arjuna, hanya untuk satu hari. Abimanyu ditinggal sendirian untuk menangkis serangan pasukan Korawa.

Abimanyu membunuh dengan bengis beberapa ksatria yang mendekatinya, termasuk putera Duryodana, yaitu Laksmana. Setelah menyaksikan putera kesayangannya terbunuh, Duryodana marah besar dan menyuruh segenap pasukan Korawa untuk menyerang Abimanyu. Karena gagal menghancurkan baju zirah Abimanyu, atas nasihat Drona, Karna menghancurkan busur Abimanyu dari belakang. Kemudian keretanya dihancurkan, kusir dan kudanya dibunuh, dan seluruh senjatanya terbuang. Putera Dursasana mencoba untuk bertarung dengan tangan kosong dengan Abimanyu. Namun tanpa menghiraukan aturan perang, pihak Korawa menyerang Abimanyu secara serentak. Abimanyu mampu bertahan sampai pedangnya patah dan roda kereta yang ia pakai sebagai perisai hancur berkeping-keping. Tak berapa lama kemudian, Abimanyu dibunuh oleh putera Dursasana dengan cara menghancurkan kepalanya dengan gada.

Berita kematian Abimanyu membuat Arjuna sangat sedih dan sakit hati. Ia sadar, bahwa seandainya Jayadrata tidak menghalangai para Pandawa memasuki formasi Chakrawyuha, Abimanyu pasti mendapat bantuan. Ia kemudian bersumpah akan membunuh Jayadrata pada hari berikutnya sebelum matahari tenggelam, kalau gagal maka Arjuna siap membakar dirinya sendiri hidup-hidup. Menanggapi hal itu, pihak Korawa menempatkan Jayadrata sangat jauh dari Arjuna. Ribuan prajurit dan ksatria mengelilingi dan melindungi Jayadrata. Arjuna berusaha menjangkau Jayadrata, namun ribuan pasukan Korawa mengahalanginya. Hingga matahari hampir terbenam, Jayadrata masih jauh dari jangkauan Arjuna. Melihat hal ini, Kresna menggunakan kecerdikannya. Ia membuat gerhana matahari, sehingga suasana menjadi gelap seolah-olah matahari sudah tenggelam. Pihak Korawa maupun Pandawa mengira hari sudah malam, dan sesuai aturan, mereka menghentikan peperangan dan kembali ke kubu masing-masing. Dengan demikian, pihak Korawa tidak melanjutkan pertarungan dan Jayadrata tidak dalam perlindungan mereka lagi. Saat kereta Arjuna dekat dengan kereta Jayadrata, matahari muncul lagi dan Kresna menyuruh Arjuna agar menggunakan kesempatan tersebut untuk membunuh Jayadrata. Arjuna mengangkat busurnya dan meluncurkan panah, memutus leher Jayadrata. Tepat pada saat tersebut, hari sudah sore, matahari sudah tenggelam dan Arjuna berhasil menuntaskan sumpahnya untuk membunuh Jayadrata.

Dalam Pewayangan Jawa Dikisahkan Abimanyu karena kuat tapanya mendapatkan Wahyu Makutha Raja, wahyu yang menyatakan bahwa keturunannyalah yang akan menjadi penerus tahta Para Raja Hastina. Abimanyu dikenal pula dengan nama Angkawijaya, Jaya Murcita, Jaka Pengalasan, Partasuta, Kirityatmaja, Sumbadraatmaja, Wanudara dan Wirabatana. Ia merupakan putra Arjuna, salah satu dari lima ksatria Pandawa dengan Dewi Subadra, putri Prabu Basudewa, Raja Mandura dengan Dewi Dewaki. Ia mempunyai 13 orang saudara lain ibu, yaitu: Sumitra, Bratalaras, Bambang Irawan, Kumaladewa, Kumalasakti, Wisanggeni, Wilungangga, Endang Pregiwa, Endang Pregiwati, Prabakusuma, Wijanarka, Anantadewa dan Bambang Sumbada. Abimanyu merupakan makhluk kekasih Dewa (Hindu)|Dewata. Sejak dalam kandungan ia telah mendapat "Wahyu Hidayat", yang mampu membuatnya mengerti dalam segala hal. Setelah dewasa ia mendapat "Wahyu Cakraningrat", suatu wahyu yang dapat menurunkan raja-raja besar.

Abimanyu mempunyai sifat dan watak yang halus, baik tingkah lakunya, ucapannya terang, hatinya keras, besar tanggung jawabnya dan pemberani. Dalam olah keprajuritan ia mendapat ajaran dari ayahnya, Arjuna. Sedang dalam olah ilmu kebathinan mendapat ajaran dari kakeknya, [[Byasa|Bagawan Abiyasa]]. Abimanyu tinggal di kesatrian Palangkawati, setelah dapat mengalahkan Prabu Jayamurcita. Ia mempunyai dua orang istri, yaitu:
* Dewi Siti Sundari, puteri Prabu Kresna, Raja Negara Dwaraka|Dwarawati dengan Dewi Pratiwi;
* Dewi Utara (Mahabharata)|Utari, puteri Prabu Wirata|Matsyapati dengan Dewi Ni Yutisnawati, dari negara Wirata, dan berputera Parikesit.
sekian

RADEN PONCOSENA

SRI PONCOSENO 

Sri Poncoseno adalah tokoh pewayangan yg mungkin awam bagi kita semua.Tokoh ini hanya ada di wayang kulit Banyumas.
Sri Poncoseno
Sri Poncoseno adalah putra kelima Raden Werkudara / Bima ,dari ibu Sri Giyanti putra Resi Sri Dewa dari Pertapan Cendana Wasiat.
Raden Sri Poncoseno terlahir bukan dari perkawinan normal atau pun seperti hal'y Srenggini akan tetapi Sri Poncoseno terlahir melalui ajian / ilmu Rabi Batin.Ilmu Rabi Batin adalah ilmu dimana seseorang bila menyukai lawan jenis'y dan mereka saling mencintai mereka tidaklah harus melakukan hub badan tapi hanya melalui Mimpi saja.
Sri Poncoseno
Alkisah saat Raden Werkudara sedang berguru dgn Sri Dewa,terlibat asmara dgn Dewi Sri Giyanti putri Resi Sri Dewa akan tetapi mereka berdua saling menutupi.
Nah pada saat yg sama Raden Werkudara sedang menpelajari ilmu Bayu Langgeng dan ilmu Rabi Batin...nah saat itulah Raden Werkudara Mencoba ilmu Rabi Batin tersebut dgn Dewi Sri Giyanti.
Untuk lebih jelas'y berikut ada video wayang kulit yg menceritakan tentang Raden Sri Poncoseno oleh Ki Dalang Kukuh Bayu Aji : http://www.youtube.com/watch?v=KWZwfMSFq4c&feature=share&list=PLnx-c7FWve6mDWfvc1gR0omtBRdHWRBhw .

Wayang Sri Poncoseno dari bentuk'y mungkin menyerupai Rama Bargawa hanya tidak membawa Kapak dan Gendewa.
Kenapa wayang ini lebih cocok untuk tokoh Sri Poncoseno karna dri penganggon sandangan masih berbau Pendita karena dia cucu seorang Resi.

Rama Bargawa


Wayang Sri Poncoseno koleksi saya ini Yasan dari Candra Birawa Banyumas pimpinan Ki Dalang Kukuh Bayu Aji.Demikian mungkin sedikit cerita/Mitologi tentang Sri Poncoseno.

sekian

Rabu, 31 Oktober 2012

RADEN SRENGGINI

SRENGGINI 

Srenggini adalah salah satu wayang kulit koleksi saya dan juga favorit saya,Srenggini mungkin hanya ada di Gagrag Banyumasan,disolo dan diYogya Tokoh Srenggini malah tidak ada.
Siapakah Srenggini itu berikut ceritanya :

Srenggini
Srenggini adalah anak keempat raden Werkudara dgn ibu Rekatawati yg berwujud Kepiting putri dari Dewa Rekatatama.
 Pada suatu ketika saat Raden Bratasena berpisah dgn Dewi Urang Ayu ibu Antasena,Raden Werkudara mengeluarkan Air Kama/mani yg ia kibaskan ke pasir dipinggir pantai.

Dan ketika itu Dewi Rekatawati mencari makan tanpa sengaja meminum kama Brotoseno yang jatuh ketika bersenggama dengan Dewi Urang Ayu. Kelak kejadian ini akan melahirkan 2 ksatria yang tangguh yaitu Raden Antasena dan Raden srenggini. Raden Antasena Putra raden Brotoseno (Bima) dengan dewi Urang ayu Sedangkan Srenggini anak Brotoseno Dengan Dewi Rekatawati.


Srenggini Kreasi Hogianto
bAntasena erjalanak s tideperti layaknya manusia lain, dia berjalan dengan tangan selalu di belakang tubuh. Hal ini karena tangan Antasena sangat berat karena di tangannnya bersemayam ari-ari dan air ketubannya ( kadang papat kalima pancer) Karena itu pula dalam versi Banyumas antasena kalau berperang tidak pernah menyentuh musuhnya, tetapi hanya menggerakkan tangannya saja dan musuhnya bergerak mengikuti gerakan tangan Antasena (kaprabawan/ Di sengat setrum). Selain itu Antasena mempunyai upas ( racun) yang namanya upas Anta.

Srenggini

Sedangkan Srenggini Berjalan miring layaknya Kepiting ( Wayang Srenggini mirip antasena wajahnya tetapi tidak bergelung winangkara dan mempunyai Capit di kepalanya). Dia memiliki kekuatan yang namanya aji Totoksewu. bagaimana srenggini bertemu ayahnya dan benarkah Srenggini Anak haram? apa faktanya ? sabar ya tunggu tulisan berikutnya!!!!

sekian

RADEN ANTASENA/ ONTOSENO

ANTASENA

Koleksi Wayang Kulit saya berikutnya adalah Raden Antasena,wayang ini masuk dalam gagrag Solo.
Wayang ini saya beli dari Ki Kukuh Bayu Aji Banyumas.
Dan Siapa tokoh Antasena itu berikut sedikit cerita tentang Sang Raden Antasena :

Antasena
Raden Antasena adalah putra ketiga  nBimasena atau WrAekodara, yaitu Pandawa nomor dua. Ia lahir dari seorang ibu bernama Dewi Urangayu putri Batara Mintuna. Bima meninggalkan Urangayu dalam keadaan mengandung ketika ia harus kembali ke negeri Indraprastha|Amarta.

Antasena lahir dan dibesarkan dalam naungan ibu dan kakeknya. Setelah dewasa ia berangkat menuju Kerajaan Amarta untuk menemui ayah kandungnya. Namun saat itu Bima dan saudara-saudaranya sedang disekap oleh sekutu Korawa yang bernama Ganggatrimuka raja Dasarsamodra.

Antasena berhasil menemukan para Pandawa dalam keadaan mati karena disekap di dalam penjara besi yang ditenggelamkan di laut. Dengan menggunakan Cupu Madusena pusaka pemberian kakeknya, Antasena berhasil menghidupkan mereka kembali. Ia juga berhasil menewaskan Ganggatrimuka.
Cerita tentang Antasena versi Wayang Kulit Banyumasan juga bagus,disini bisa kita ketahui kenapa Antasena Gagrag banyumas tangan kiri'y selalu digendong/Keple...kenapa dan bagaimana ceritanya bisa temen2 lihat di Video berikut Kisah Antasena Takon Bapa oleh Ki Dalang Kukuh Bayu Aji,Banyumas ( http://www.youtube.com/watch?v=Zp7plA4g1zU&feature=share&list=PLnx-c7FWve6nvkhiAr5lFmbNzJQQvpbA3 )

Antasena kemudian menikahi sepupunya yang bernama Janakawati putri Arjuna.

Antasena

Antasena digambarkan berwatak polos dan lugu, namun teguh dalam pendirian. Dalam berbicara dengan siapa pun, ia selalu menggunakan ''bahasa ngoko'' sehingga seolah-olah tidak mengenal tata krama. Namun hal ini justru menunjukkan kejujurannya di mana ia memang tidak suka dengan basa-basi duniawi.

Dalam hal kesaktian, Antasena dikisahkan sebagai putra Bima yang paling sakti. Ia mampu terbang, amblas ke dalam bumi, serta menyelam di air. Kulitnya terlindung oleh sisik udang yang membuatnya kebal terhadap segala jenis senjata.Antasena dikisahkan meninggal secara moksa bersama sepupunya, yaitu Wisanggeni putra Arjuna. Keduanya meninggal sebagai tumbal kemenangan para Pandawa menjelang meletusnya perang Baratayuda.

Ketika itu Wisanggeni dan Antasena menghadap Sanghyang Wenang, leluhur para dewa untuk meminta restu atas kemenangan Pandawa dalam menghadapi Korawa. Sanghyang Wenang menyatakan bahwa jika keduanya ikut berperang justru akan membuat pihak Pandawa kalah. Wisanggeni dan Antasena pun memutuskan untuk tidak kembali ke dunia. Keduanya kemudian menyusut sedikit-demi sedikit dan akhirnya musnah sama sekali di kahyangan Sanghyang Wenang.

begitulah sepenggal cerita dari Antasena
sekian

RADEN ANTAREJA

ANTAREJA

Wayang Kulit Antareja saya ada dua Wanda,yang Pertama Antareja Wanda Joko/Muda yang kedua Antareja Wanda Naga.
Kedua Wayang tersebut saya beli dari Ki Dalang Kukuh Bayu Aji,Pageralang Banyumas.
Adapun Cerita dan Kisah tentang siapa itu Sang Raden Antareja, berikut adalah sedikit penjelasannya :

Antareja

Antareja adalah putra sulung Bimasena yang lahir dari Nagagini putri Batara Anantaboga, dewa bangsa ular. Perkawinan Bima dan Nagagini [ dalam lakon wayang ' Bale Sigolo-golo] terjadi setelah pandawa selamat dalam peristiwa terbakarnya pesanggrahan waranawata yang dibuat kurawa untuk membunuh pandawa
Bima kemudian meninggalkan Nagagini dalam keadaan mengandung. Antareja lahir dan dibesarkan oleh Nagagini sampai ketika dewasa ia memutuskan untuk mencari ayah kandungnya. Dengan bekal pusaka Napakawaca pemberian Anantaboga dan Cincin Mustikabumi pemberian Nagagini, Antareja berangkat menuju Kerajaan Amarta.
Di tengah jalan Antareja menemukan mayat seorang wanita yang dimuat dalam perahu tanpa pengemudi. Dengan menggunakan Napakawaca, Antareja menghidupkan wanita tersebut, yang tidak lain adalah Subadra istri Arjuna.
Tiba-tiba muncul Gatutkaca menyerang Antareja. Gatutkaca memang sedang ditugasi untuk mengawasi mayat Subadra demi untuk menangkap pelaku pembunuhan terhadap bibinya itu. Subadra yang telah hidup kembali melerai kedua keponakannya itu dan saling memperkenalkan satu sama lain.
Antareja Kreasi Hogianto
Antareja dan Gatutkaca gembira atas pertemuan tersebut. Kedua putra Bima itu pun bekerja sama dan akhirnya berhasil menangkap pelaku pembunuhan Subadra yang sebenarnya, yaitu Burisrawa.
Kisah kemunculan Antareja untuk pertama kalinya tersebut dalam pewayangan Jawa biasa disebut dengan judul cerita Sumbadra Larung.
Antareja Wanda Naga

Antareja memiliki Ajian Upasanta pemberian Hyang Anantaboga. Lidahnya sangat sakti, mahluk apapun yang dijilat telapak kakinya akan menemui kematian. Anatareja berkulit napakawaca, sehingga kebal terhadap senjata. Ia juga memiliki cincin Mustikabumi, pemberian ibunya, yang mempunyai kesaktian, menjauhkan dari kematian selama masih menyentuh bumi maupun tanah, dan dapat digunakan untuk menghidupkan kembali kematian di luar takdir. Kesaktian lain Anantareja dapat hidup dan berjalan di dalam bumi.

Anantareja memiliki sifat jujur, pendiam, sangat berbakti pada yang lebih tua dan sayang kepada yang muda, rela berkorban dan besar kepercayaanya kepada Sang Maha Pencipta. Ia menikah dengan Dewi Ganggi, putri Prabu Ganggapranawa, raja ular di Tawingnarmada, dan berputra Arya Danurwenda.
Setelah dewasa Anantareja menjadi raja di negara Jangkarbumi bergelar Prabu Nagabaginda. Ia meninggal menjelang perang Bharatayuddha atas perintah Prabu Kresna dengan cara menjilat telapak kakinya sebagai Tumbal (korban untuk kemenangan) keluarga Pandawa dalam perang Bharatayuddha.


demikian tentang Antareja

sekian

GATHOTKACA

GATHOTKACA


Wayang Kulit Gathotkaca Koleksi saya ada beberapa diantaranya Gathotkaca Wanda Guntur ( Yasan SWG ),Gathotkaca Wanda Thathit Sepuh ( Yasan SWG ),Gathotkaca Wanda Thathit Bule ( YASAN AWS ) dan Gathotkaca Gagrag Banyumas ( Yasan Pak Rohayat,Cilacap ).

Gathotkaca Wanda Guntur
 Gathotkaca sendiri mempunyai banyak cerita diantaranya saat kelahirannya,saat dinobatkan jadi raja Pringgandani dan masih banyak lagi.
Biasanya dalam Seni Pewayangan ada lakon Banjaran Gathotkaca,yaitu cerita tentang awal kisah Sang Gathotkaca hingga Gugurnya.
Berikut ini adalah kisah BANJARAN GATHOTKACA :

Kisah ini diawali dengan kelahiran Gathotkaca yang merupakan putra Bima (Werkudara) dengan Dewi Arimbi, dewi Arimbi sendiri sebenarnya adalah putri raksasa/buta yang didandani oleh Dewi Kunthi sehingga menjelma menjadi perempuan cantik . Gathotkaca kecil diberi nama Tetuko oleh kakeknya, ada keganjilan dalam kelahirannya, yaitu tali pusarnya tidak bisa dipotong dengan alat apapun. Ternyata diketahui tali pusar Gathotkaca baru bisa diputus oleh Pusaka Kuntha. Batara Narada yang bertugas mengantar senjata ini ke Raden Arjuna (Paman Gathotkaca) malah mengantarnya ke Raden Karna karena kemiripan muka mereka. Karna merupakan saudara seibu arjuna yang karena takdir berada di pihak Kurawa, akhirnya terjadi pertarungan memperebutkan senjata Kuntha yang dimenangkan oleh Raden Karna. Arjuna hanya mendapatkan warangka/sarung senjata Kuntha. Karena warangkanya juga merupakan senjata ampuh maka tali pusar tetoku bisa putus juga, dan ajaibnya warangkanya menghilang, menyatu kedalam tubuh Tetuko.
Gathotkaca Wanda Thathit Sepuh

Batara guru memerintahkan Tetuko dibawa ke khayangan yang sedang dilanda peperangan dengan raja setan Kolopracono, bayi Gathotkaca yang masih merah dikirim ke medan pertempuran untuk melawan senopati musuh, ajaibnya meskipun ditusuk, digigit, dan dibanting, Bayi Gathotkaca tidak mengalami luka sedikitpun, senopati kolopracono yang marah protes ke Batara Guru bahwa bayi merah ini bukan lawan sepadan untuknya. Batara Guru pun berpikir kemudian bayi Gathotkaca yang masih merah dicemplungkan ke Kawah Candradimuka beserta pusaka/senjata seluruh dewa-dewa khayangan. Akhirnya keluarlah ksatria muda gagah perkosa eh perkasa dengan otot kawat balung wesi kulit waja sikut pethel garis linggis anu ceret (cuman mengkopas omongannya Ki Purbo  yang kemudian ditandingkan dan mengalahkan senopatinya kolopracono bahkan si kolopracono sendiri. Akhirnya khayangan menjadi pemenang peperangan good vs evil.
Cerita di fast forward sampai ke kisah percintaan 
Gathotkaca Wanda Thathit Bule

Gathotkaca-Dewi Pergiwa dimana dewi Pergiwa merupakan sepupu Gathotkaca, anak dari Arjuna. Ternyata, Lesmana Mandrakumara anak prabu Duryudana yang meskipun putra mahkota tidak memiliki kesaktian apapun juga jatuh cinta kepada Pergiwa dan mengadu ke Patih Sengkuni. Sengkuni pun menyusun tipu muslihat bersama Guru Arjuna menemui Arjuna dan mengatakan pernikahan antar sepupu itu tidak baik, selain itu sengkuni juga menggunakan hitung2an weton (hari kelahiran) rumit yang kesimpulannya jika Gathotkaca-Dewi Pergiwa menikah akan berakhir malapetaka. Pernikahan Gathotkaca-Dewi Pergiwa yang sudah dirancang pun dibatalkan. Ini meremukkan hati Gathotkaca, yang memasuki fase galau, minggat dari rumah, bahkan ingin mengakhiri hidupnya dengan cara terbang tinggi terus menukik membenturkan kepala ke gunung, tapi gunungnya yang retak 
Gathotkaca Klamben

Akhirnya Gathotkaca mendapat petuah, kalau memang kau cinta ya perjuangkan, kalau gak bisa lewat jalan depan ya lewat jalan belakang. Akhirnya Gathotkaca menemui Pergiwa di kediaman Arjuna melalui jalan belakang dan diketahuilah bahwa Pergiwa juga mencintainya dan sedih karena dijodohkan dengan Lesmana Mandrakumara. Akhirnya diculiklah Dewi Pergiwa yang menimbulkan kemarahan Arjuna, Arjuna mengadu ke Werkudara kakaknya, Werkudara marah, tapi memberikan respon yang setengah jumawa karena tau bahwa mereka berdua saling mencinta. Akhirnya terjadilah pertarungan, tepatnya pemukulan satu pihak Arjuna terhadap Gathotkaca yang pada akhirnya Arjuna menyadari Gathotkaca-Dewi Pergiwa saling mencinta dan akhirnya memberikan restunya.
Gathotkaca Gagrag Banyumas

Kisah ini diakhiri dengan Perang Bharatayudha dimana Gathotkaca menjadi panglima perang Pandawa. Di medan pertempuran dia melawan Raden Karna yang masih terhitung pamannya. Gathotkaca bertarung dengan hebat tanpa ada yang bisa menghentikan. Akhirnya Karna dibujuk oleh pihak kurawa untuk melepaskan senjata Kunthawijaya yang takdirnya musti menyatu dengan warangka/sarungnya, awalnya Karna menolak, tapi karena kurawa terdesak akhirnya dilepaskanlah Senjata Kuntha yang mengejar warangkanya yang menyatu dengan tubuh Gathotkaca. Gathotkaca yang mencoba terbang menghindar dikejar tanpa ampun oleh senjata Kuntha untuk menepati takdir ” Pusaka manjing warangka”. Gathotkaca gugur dengan tragis di medan perang untuk membela Keluarganya dan membela kebenaran.

Demikian tentang Gathotkaca Sang Satrua Pringgandani

wassalam




BRATASENA

BRATASENA

Wayang Bratasena Koleksi saya adalah perpaduan antara Wayang Purwa dengan Wayang Rai Wong ( kreasi Ki Enthus Susmono )
Ide untuk membuat wayang ini setelah saya beberapa kali melihat pertunjukan Wayang kulir rai wong Ki Enthus Susmono.Jadi saya mencampurkan dua unsur wayang ini menjadi satu.
Bratasena Sandangan Wayang rai Wong saya menyebutnya.Karena dari bagian wajah dan badan masih asli dari Unsur Wayang Purwa akan tetapi Sandangan / Pakaian yang digunakan adalah unsur dari Wayang Rai wong.
Bratasena
 Wayang Bratasena ini dibuat disolo tepatnya diSanggar Wayang Gogon solo Jateng.
Mungkin klo diamati bagian badan akan lebih cocok bila disungging/diberi warna Gradasi/3D seperti wayang kulit rai wong.
Cuman saat itu saya ga kepikiran kesitu.
Dan mengenai Tokoh Wayang Bratasena saya mempunyai catatan kecil yang saya kutip di Goglee.

MITOLOGI

Raden Bratasena adalah anggota Pandawa yang kedua, putra Prabu Pandu. Bratasena bernama juga Bima dan Bayusuta atau putra angkat Betara Bayu. Setelah dewasa ia bernama Wrekudara, bertahta di Jodipati, sebagai sebagai raja.
Bratasena tidak pernah memakai bahasa halus pada siapa pun juga, bahkan terhadap Dewa, dia juga menggunakan bahasa, kasar. Selama hidupnya hanya sekali, ia berbahasa halus (atau krama) yaitu ketika ia bertemu dengan Dewa Ruci. Seorang dewa yang berukuran kerdil, yang dianggapnya sebagai yang dewa sejati. Tetapi walaupun kasar, bahasanya itu penuh dengan kebijaksanaan, Ia juga tidak pernah dusta.
Bratasena

Dan ini adalah satu cerita tentang Sang Bratasena saat Mbabad Alas Wanamarta :

Dalam kisah pewayangan Jawa, negara Amartha merupakan negara yang dikenal sebagai tanah para Pandawa lima. Pada awalnya, negara ini merupakan Hutan Mertani yakni sebuah hutan belantara yang dikenal angker dan menjadi lokasi para jin berkumpul. Hutan ini juga disebut dengan hutan siluman karena seringkali menjadi lokasi para makhluk halus berkumpul.
Berawal dari rasa iba Prabu Matswapati, Raja Negara Wirata terhadap anak-anak Pandawa. Ia pun menyerahkan Hutan Mertani atau hutan wanamarta kepada Pandawa. Hutan Mertani pun kemudian dibangun oleh para Pandawa sebagai sebuah negara. Awalnya hutan ini adalah kerajaan siluman yang besar yang terdiri dari satu pusat pemerintahan dengan empat negara bagian.
Begawan Anoman berhadapan dgn Raden Bratasena

Perjuangan para Pandawa pun dimulai dengan membuka hutan Mertani. Mereka pun harus menghadapi para prajurit jin dibawah pimpinan Arya Dandunwacana. Arya Dandunwacana pun dibantu oleh Detya Sapujagad, Detya Sapulebu, Detya Sapuangin, dan Senapati Perang Negara Mertani. Mereka pun memiliki keahlian dan kemampuannya masing-masing.
Sementara para Pandawa yang dipimpin oleh Bima terus berjuang dengan bantuan Nakula dan Sadewa. Awalnya mereka pun dapat mengalahkan prajurit Jin tersebut. Namun, saat menghadapi Arya Dananjaya, mereka pun mengalami kekalahan karena terjerat Jala Sutra Emas. Mereka kemudian dipenjarakan di Negara Mertani.
Namun Bima, Nakula, dan Sadewa pun mendapat pertolongan dari Arjuna. Berkat khasiat dari ‘Minyak Jayengkaton’ pemberian dari Bagawan Wilawuk ia pun dapat melihat makhluk dan kerajaan siluman untuk menolong para Pandawa. ( http://www.youtube.com/watch?v=JAXhZGR1cQc&feature=share&list=PL905AA46F2593A038 )
Berkat minyat tersebut pula, mereka dapat membuka tabir rahasia hutan Mertani yang merupakan kerajaan siluman. Hal tersebut membantu mereka dalam peperangan melalui prajurit Jin untuk mendapatkan Hutan Mertani. Oleh karenanya, prajurit dan kerajaan Jin pun dapat dikalahkan oleh para Pandawa.
Arya Danduwacana sendiri dikalahkan oleh Bima. Raganya pun menyatu dalam tubuh Bima setelah menyerahkan Negara Jodipati. Kemudian Arjuna mengalahkan Danajaya dan menyerahkan Negara Madukara. Demikian pula dengan Detya Sapuangin, karena dikalahkan oleh Arjuna, maka Detya Sapuangin menjelma menjadi ajian Arjuna. Oleh karenanya sejak saat itu, Arjuna dapat berlari secepat angin.
Di sisi lain, Detya Sapujagad dan Detya Sapulebu terkalahkan oleh Nakula dan Sadewa. Masing-masing pun menyerahkan Negara Sawojajar dan Bawenatalun. Sementara Prabu Yudhistira sendiri ‘manunggal’ dalam tubuh Puntadewa. Sejak saat itu, Puntadewa mengganti nama menjadi Yudhistira.
Negara Siluman Mertani pun sejak saat itu terkalahkan dan berubah menjadi negara yang dapat terlihat oleh pandangan mata biasa. Hutan Mertani kemudian dijadikan sebagai negara besar dan megah dan digantin namanya menjadi Negara Amarta.

 Cerita lain tentang Sang Bratasena bisa temen2 lihat di Video berikut :
http://www.youtube.com/watch?v=1aNTH-Biqd8&feature=share&list=PLnx-c7FWve6lXmEcZJHrTr-G3GADkILoW

sekian

Selasa, 30 Oktober 2012

Kayon / Gunungan GANESHA LOKA BAWONO

Kayon / Gunungan GANESHA LOKA BAWONO

Kayon/Gunungan GANESHA LOKA BAWONO adalah Kayon Kreasi saya,Perpaduan antara Dua Kayon yaitu Kayon TRI LOKA BAWONO ( Milik Ki Bambang Soewarno ) dengan Kayon Ganesha Milik Ki Enthus Susmono )
Dibuat di Sanggar Wayang Anugrahing Wayang Seno ,Karanganyar - Solo

Kayon GANESHA LOKA BAWONO

Kayon GANESHA LOKA BAWONO
Kayon TRI LOKA BAWONO ( Ki Bambang Soewarno )

Kayon Ganesha (Ki Enthus Susmono)

 Dan apa itu Gunungan/ Kayon...???
ini ada penjelasan tentang Gunungan/Kayon yang saya ambl dari Wikipedia :

MITOLOGI


Gunungan adalah wayang berbentuk gambar gunung beserta isinya.[1][2] Di bawahnya terdapat gambar pintu gerbang yang dijaga oleh dua raksasa yang memegang pedang dan perisai.[2] Itu melambangkan pintu gerbang istana , dan pada waktu dimainkan gunungan dipergunakan sebagai istana. Di sebelah atas gunung terdapat pohon kayu yang dibelit oleh seekor ular naga.
Dalam gunungan tersebut terdapat juga gambar berbagai binatang hutan. Gambar secara keseluruhan menggambarkan keadaan di dalam hutan belantara.[2] Gunungan melambangkan keadaan dunia beserta isinya. Sebelum wayang dimainkan, Gunungan ditancapkan di tengah-tengah layar, condong sedikit ke kanan yang berarti bahwa lakon wayang belum dimulai, bagaikan dunia yang belum beriwayat. Setelah dimainkan, Gunungan dicabut, dijajarkan di sebelah kanan.[2]
Gunungan dipakai juga sebagai tanda akan bergantinya lakon/tahapan cerita. Untuk itu gunungan ditancapkan di tengah-tengah condong ke kiri. Selain itu Gunungan digunakan juga untuk melambangkan api atau angin. Dalam hal ini Gunungan dibalik, di sebaliknya hanya terdapat cat merah-merah, dan warna inilah yang melambangkan api.
Gunungan juga dipergunakan untuk melambangkan hutan rimba, dan dimainkan pada waktu adegan rampogan, tentara yang siap siaga dengan bermacam senjata. Dalam hal ini Gunungan bisa berperan sebagai tanah, hutan rimba, jalanan dan sebagainya, yakni mengikuti dialog dari dalang. Setelah lakon selesai, Gunungan ditancapkan lagi di tengah-tengah layar, melambangkan bahwa cerita sudah tamat.
                          

sekian