BRATASENA
Wayang Bratasena Koleksi saya adalah perpaduan antara Wayang Purwa dengan Wayang Rai Wong ( kreasi Ki Enthus Susmono )
Ide untuk membuat wayang ini setelah saya beberapa kali melihat pertunjukan Wayang kulir rai wong Ki Enthus Susmono.Jadi saya mencampurkan dua unsur wayang ini menjadi satu.
Bratasena Sandangan Wayang rai Wong saya menyebutnya.Karena dari bagian wajah dan badan masih asli dari Unsur Wayang Purwa akan tetapi Sandangan / Pakaian yang digunakan adalah unsur dari Wayang Rai wong.
|
Bratasena |
Wayang Bratasena ini dibuat disolo tepatnya diSanggar Wayang Gogon solo Jateng.
Mungkin klo diamati bagian badan akan lebih cocok bila disungging/diberi warna Gradasi/3D seperti wayang kulit rai wong.
Cuman saat itu saya ga kepikiran kesitu.
Dan mengenai Tokoh Wayang Bratasena saya mempunyai catatan kecil yang saya kutip di Goglee.
MITOLOGI
Raden Bratasena adalah anggota Pandawa yang kedua, putra Prabu Pandu.
Bratasena bernama juga Bima dan Bayusuta atau putra angkat Betara Bayu.
Setelah dewasa ia bernama Wrekudara, bertahta di Jodipati, sebagai
sebagai raja.
Bratasena tidak pernah memakai bahasa halus pada siapa pun juga, bahkan
terhadap Dewa, dia juga menggunakan bahasa, kasar. Selama hidupnya hanya
sekali, ia berbahasa halus (atau krama) yaitu ketika ia bertemu dengan
Dewa Ruci. Seorang dewa yang berukuran kerdil, yang dianggapnya sebagai
yang dewa sejati. Tetapi walaupun kasar, bahasanya itu penuh dengan
kebijaksanaan, Ia juga tidak pernah dusta.
|
Bratasena |
Dan ini adalah satu cerita tentang Sang Bratasena saat Mbabad Alas Wanamarta :
Dalam kisah pewayangan Jawa, negara Amartha merupakan negara yang
dikenal sebagai tanah para Pandawa lima. Pada awalnya, negara ini
merupakan Hutan Mertani yakni sebuah hutan belantara yang dikenal angker
dan menjadi lokasi para jin berkumpul. Hutan ini juga disebut dengan
hutan siluman karena seringkali menjadi lokasi para makhluk halus
berkumpul.
Berawal dari rasa iba Prabu Matswapati, Raja Negara Wirata terhadap
anak-anak Pandawa. Ia pun menyerahkan Hutan Mertani atau hutan wanamarta
kepada Pandawa. Hutan Mertani pun kemudian dibangun oleh para Pandawa
sebagai sebuah negara. Awalnya hutan ini adalah kerajaan siluman yang
besar yang terdiri dari satu pusat pemerintahan dengan empat negara
bagian.
|
Begawan Anoman berhadapan dgn Raden Bratasena |
Perjuangan para Pandawa pun dimulai dengan membuka hutan Mertani.
Mereka pun harus menghadapi para prajurit jin dibawah pimpinan Arya
Dandunwacana. Arya Dandunwacana pun dibantu oleh Detya Sapujagad, Detya
Sapulebu, Detya Sapuangin, dan Senapati Perang Negara Mertani. Mereka
pun memiliki keahlian dan kemampuannya masing-masing.
Sementara para Pandawa yang dipimpin oleh Bima terus berjuang dengan
bantuan Nakula dan Sadewa. Awalnya mereka pun dapat mengalahkan prajurit
Jin tersebut. Namun, saat menghadapi Arya Dananjaya, mereka pun
mengalami kekalahan karena terjerat Jala Sutra Emas. Mereka kemudian
dipenjarakan di Negara Mertani.
Namun Bima, Nakula, dan Sadewa pun mendapat pertolongan dari Arjuna.
Berkat khasiat dari ‘Minyak Jayengkaton’ pemberian dari Bagawan Wilawuk
ia pun dapat melihat makhluk dan kerajaan siluman untuk menolong para
Pandawa. ( http://www.youtube.com/watch?v=JAXhZGR1cQc&feature=share&list=PL905AA46F2593A038 )
Berkat minyat tersebut pula, mereka dapat membuka tabir rahasia hutan
Mertani yang merupakan kerajaan siluman. Hal tersebut membantu mereka
dalam peperangan melalui prajurit Jin untuk mendapatkan Hutan Mertani.
Oleh karenanya, prajurit dan kerajaan Jin pun dapat dikalahkan oleh para
Pandawa.
Arya Danduwacana sendiri dikalahkan oleh Bima. Raganya pun menyatu
dalam tubuh Bima setelah menyerahkan Negara Jodipati. Kemudian Arjuna
mengalahkan Danajaya dan menyerahkan Negara Madukara. Demikian pula
dengan Detya Sapuangin, karena dikalahkan oleh Arjuna, maka Detya
Sapuangin menjelma menjadi ajian Arjuna. Oleh karenanya sejak saat itu,
Arjuna dapat berlari secepat angin.
Di sisi lain, Detya Sapujagad dan Detya Sapulebu terkalahkan oleh
Nakula dan Sadewa. Masing-masing pun menyerahkan Negara Sawojajar dan
Bawenatalun. Sementara Prabu Yudhistira sendiri ‘manunggal’ dalam tubuh
Puntadewa. Sejak saat itu, Puntadewa mengganti nama menjadi Yudhistira.
Negara Siluman Mertani pun sejak saat itu terkalahkan dan berubah
menjadi negara yang dapat terlihat oleh pandangan mata biasa. Hutan
Mertani kemudian dijadikan sebagai negara besar dan megah dan digantin
namanya menjadi Negara Amarta.
Cerita lain tentang Sang Bratasena bisa temen2 lihat di Video berikut :
http://www.youtube.com/watch?v=1aNTH-Biqd8&feature=share&list=PLnx-c7FWve6lXmEcZJHrTr-G3GADkILoW
sekian