Rabu, 31 Oktober 2012

RADEN SRENGGINI

SRENGGINI 

Srenggini adalah salah satu wayang kulit koleksi saya dan juga favorit saya,Srenggini mungkin hanya ada di Gagrag Banyumasan,disolo dan diYogya Tokoh Srenggini malah tidak ada.
Siapakah Srenggini itu berikut ceritanya :

Srenggini
Srenggini adalah anak keempat raden Werkudara dgn ibu Rekatawati yg berwujud Kepiting putri dari Dewa Rekatatama.
 Pada suatu ketika saat Raden Bratasena berpisah dgn Dewi Urang Ayu ibu Antasena,Raden Werkudara mengeluarkan Air Kama/mani yg ia kibaskan ke pasir dipinggir pantai.

Dan ketika itu Dewi Rekatawati mencari makan tanpa sengaja meminum kama Brotoseno yang jatuh ketika bersenggama dengan Dewi Urang Ayu. Kelak kejadian ini akan melahirkan 2 ksatria yang tangguh yaitu Raden Antasena dan Raden srenggini. Raden Antasena Putra raden Brotoseno (Bima) dengan dewi Urang ayu Sedangkan Srenggini anak Brotoseno Dengan Dewi Rekatawati.


Srenggini Kreasi Hogianto
bAntasena erjalanak s tideperti layaknya manusia lain, dia berjalan dengan tangan selalu di belakang tubuh. Hal ini karena tangan Antasena sangat berat karena di tangannnya bersemayam ari-ari dan air ketubannya ( kadang papat kalima pancer) Karena itu pula dalam versi Banyumas antasena kalau berperang tidak pernah menyentuh musuhnya, tetapi hanya menggerakkan tangannya saja dan musuhnya bergerak mengikuti gerakan tangan Antasena (kaprabawan/ Di sengat setrum). Selain itu Antasena mempunyai upas ( racun) yang namanya upas Anta.

Srenggini

Sedangkan Srenggini Berjalan miring layaknya Kepiting ( Wayang Srenggini mirip antasena wajahnya tetapi tidak bergelung winangkara dan mempunyai Capit di kepalanya). Dia memiliki kekuatan yang namanya aji Totoksewu. bagaimana srenggini bertemu ayahnya dan benarkah Srenggini Anak haram? apa faktanya ? sabar ya tunggu tulisan berikutnya!!!!

sekian

RADEN ANTASENA/ ONTOSENO

ANTASENA

Koleksi Wayang Kulit saya berikutnya adalah Raden Antasena,wayang ini masuk dalam gagrag Solo.
Wayang ini saya beli dari Ki Kukuh Bayu Aji Banyumas.
Dan Siapa tokoh Antasena itu berikut sedikit cerita tentang Sang Raden Antasena :

Antasena
Raden Antasena adalah putra ketiga  nBimasena atau WrAekodara, yaitu Pandawa nomor dua. Ia lahir dari seorang ibu bernama Dewi Urangayu putri Batara Mintuna. Bima meninggalkan Urangayu dalam keadaan mengandung ketika ia harus kembali ke negeri Indraprastha|Amarta.

Antasena lahir dan dibesarkan dalam naungan ibu dan kakeknya. Setelah dewasa ia berangkat menuju Kerajaan Amarta untuk menemui ayah kandungnya. Namun saat itu Bima dan saudara-saudaranya sedang disekap oleh sekutu Korawa yang bernama Ganggatrimuka raja Dasarsamodra.

Antasena berhasil menemukan para Pandawa dalam keadaan mati karena disekap di dalam penjara besi yang ditenggelamkan di laut. Dengan menggunakan Cupu Madusena pusaka pemberian kakeknya, Antasena berhasil menghidupkan mereka kembali. Ia juga berhasil menewaskan Ganggatrimuka.
Cerita tentang Antasena versi Wayang Kulit Banyumasan juga bagus,disini bisa kita ketahui kenapa Antasena Gagrag banyumas tangan kiri'y selalu digendong/Keple...kenapa dan bagaimana ceritanya bisa temen2 lihat di Video berikut Kisah Antasena Takon Bapa oleh Ki Dalang Kukuh Bayu Aji,Banyumas ( http://www.youtube.com/watch?v=Zp7plA4g1zU&feature=share&list=PLnx-c7FWve6nvkhiAr5lFmbNzJQQvpbA3 )

Antasena kemudian menikahi sepupunya yang bernama Janakawati putri Arjuna.

Antasena

Antasena digambarkan berwatak polos dan lugu, namun teguh dalam pendirian. Dalam berbicara dengan siapa pun, ia selalu menggunakan ''bahasa ngoko'' sehingga seolah-olah tidak mengenal tata krama. Namun hal ini justru menunjukkan kejujurannya di mana ia memang tidak suka dengan basa-basi duniawi.

Dalam hal kesaktian, Antasena dikisahkan sebagai putra Bima yang paling sakti. Ia mampu terbang, amblas ke dalam bumi, serta menyelam di air. Kulitnya terlindung oleh sisik udang yang membuatnya kebal terhadap segala jenis senjata.Antasena dikisahkan meninggal secara moksa bersama sepupunya, yaitu Wisanggeni putra Arjuna. Keduanya meninggal sebagai tumbal kemenangan para Pandawa menjelang meletusnya perang Baratayuda.

Ketika itu Wisanggeni dan Antasena menghadap Sanghyang Wenang, leluhur para dewa untuk meminta restu atas kemenangan Pandawa dalam menghadapi Korawa. Sanghyang Wenang menyatakan bahwa jika keduanya ikut berperang justru akan membuat pihak Pandawa kalah. Wisanggeni dan Antasena pun memutuskan untuk tidak kembali ke dunia. Keduanya kemudian menyusut sedikit-demi sedikit dan akhirnya musnah sama sekali di kahyangan Sanghyang Wenang.

begitulah sepenggal cerita dari Antasena
sekian

RADEN ANTAREJA

ANTAREJA

Wayang Kulit Antareja saya ada dua Wanda,yang Pertama Antareja Wanda Joko/Muda yang kedua Antareja Wanda Naga.
Kedua Wayang tersebut saya beli dari Ki Dalang Kukuh Bayu Aji,Pageralang Banyumas.
Adapun Cerita dan Kisah tentang siapa itu Sang Raden Antareja, berikut adalah sedikit penjelasannya :

Antareja

Antareja adalah putra sulung Bimasena yang lahir dari Nagagini putri Batara Anantaboga, dewa bangsa ular. Perkawinan Bima dan Nagagini [ dalam lakon wayang ' Bale Sigolo-golo] terjadi setelah pandawa selamat dalam peristiwa terbakarnya pesanggrahan waranawata yang dibuat kurawa untuk membunuh pandawa
Bima kemudian meninggalkan Nagagini dalam keadaan mengandung. Antareja lahir dan dibesarkan oleh Nagagini sampai ketika dewasa ia memutuskan untuk mencari ayah kandungnya. Dengan bekal pusaka Napakawaca pemberian Anantaboga dan Cincin Mustikabumi pemberian Nagagini, Antareja berangkat menuju Kerajaan Amarta.
Di tengah jalan Antareja menemukan mayat seorang wanita yang dimuat dalam perahu tanpa pengemudi. Dengan menggunakan Napakawaca, Antareja menghidupkan wanita tersebut, yang tidak lain adalah Subadra istri Arjuna.
Tiba-tiba muncul Gatutkaca menyerang Antareja. Gatutkaca memang sedang ditugasi untuk mengawasi mayat Subadra demi untuk menangkap pelaku pembunuhan terhadap bibinya itu. Subadra yang telah hidup kembali melerai kedua keponakannya itu dan saling memperkenalkan satu sama lain.
Antareja Kreasi Hogianto
Antareja dan Gatutkaca gembira atas pertemuan tersebut. Kedua putra Bima itu pun bekerja sama dan akhirnya berhasil menangkap pelaku pembunuhan Subadra yang sebenarnya, yaitu Burisrawa.
Kisah kemunculan Antareja untuk pertama kalinya tersebut dalam pewayangan Jawa biasa disebut dengan judul cerita Sumbadra Larung.
Antareja Wanda Naga

Antareja memiliki Ajian Upasanta pemberian Hyang Anantaboga. Lidahnya sangat sakti, mahluk apapun yang dijilat telapak kakinya akan menemui kematian. Anatareja berkulit napakawaca, sehingga kebal terhadap senjata. Ia juga memiliki cincin Mustikabumi, pemberian ibunya, yang mempunyai kesaktian, menjauhkan dari kematian selama masih menyentuh bumi maupun tanah, dan dapat digunakan untuk menghidupkan kembali kematian di luar takdir. Kesaktian lain Anantareja dapat hidup dan berjalan di dalam bumi.

Anantareja memiliki sifat jujur, pendiam, sangat berbakti pada yang lebih tua dan sayang kepada yang muda, rela berkorban dan besar kepercayaanya kepada Sang Maha Pencipta. Ia menikah dengan Dewi Ganggi, putri Prabu Ganggapranawa, raja ular di Tawingnarmada, dan berputra Arya Danurwenda.
Setelah dewasa Anantareja menjadi raja di negara Jangkarbumi bergelar Prabu Nagabaginda. Ia meninggal menjelang perang Bharatayuddha atas perintah Prabu Kresna dengan cara menjilat telapak kakinya sebagai Tumbal (korban untuk kemenangan) keluarga Pandawa dalam perang Bharatayuddha.


demikian tentang Antareja

sekian

GATHOTKACA

GATHOTKACA


Wayang Kulit Gathotkaca Koleksi saya ada beberapa diantaranya Gathotkaca Wanda Guntur ( Yasan SWG ),Gathotkaca Wanda Thathit Sepuh ( Yasan SWG ),Gathotkaca Wanda Thathit Bule ( YASAN AWS ) dan Gathotkaca Gagrag Banyumas ( Yasan Pak Rohayat,Cilacap ).

Gathotkaca Wanda Guntur
 Gathotkaca sendiri mempunyai banyak cerita diantaranya saat kelahirannya,saat dinobatkan jadi raja Pringgandani dan masih banyak lagi.
Biasanya dalam Seni Pewayangan ada lakon Banjaran Gathotkaca,yaitu cerita tentang awal kisah Sang Gathotkaca hingga Gugurnya.
Berikut ini adalah kisah BANJARAN GATHOTKACA :

Kisah ini diawali dengan kelahiran Gathotkaca yang merupakan putra Bima (Werkudara) dengan Dewi Arimbi, dewi Arimbi sendiri sebenarnya adalah putri raksasa/buta yang didandani oleh Dewi Kunthi sehingga menjelma menjadi perempuan cantik . Gathotkaca kecil diberi nama Tetuko oleh kakeknya, ada keganjilan dalam kelahirannya, yaitu tali pusarnya tidak bisa dipotong dengan alat apapun. Ternyata diketahui tali pusar Gathotkaca baru bisa diputus oleh Pusaka Kuntha. Batara Narada yang bertugas mengantar senjata ini ke Raden Arjuna (Paman Gathotkaca) malah mengantarnya ke Raden Karna karena kemiripan muka mereka. Karna merupakan saudara seibu arjuna yang karena takdir berada di pihak Kurawa, akhirnya terjadi pertarungan memperebutkan senjata Kuntha yang dimenangkan oleh Raden Karna. Arjuna hanya mendapatkan warangka/sarung senjata Kuntha. Karena warangkanya juga merupakan senjata ampuh maka tali pusar tetoku bisa putus juga, dan ajaibnya warangkanya menghilang, menyatu kedalam tubuh Tetuko.
Gathotkaca Wanda Thathit Sepuh

Batara guru memerintahkan Tetuko dibawa ke khayangan yang sedang dilanda peperangan dengan raja setan Kolopracono, bayi Gathotkaca yang masih merah dikirim ke medan pertempuran untuk melawan senopati musuh, ajaibnya meskipun ditusuk, digigit, dan dibanting, Bayi Gathotkaca tidak mengalami luka sedikitpun, senopati kolopracono yang marah protes ke Batara Guru bahwa bayi merah ini bukan lawan sepadan untuknya. Batara Guru pun berpikir kemudian bayi Gathotkaca yang masih merah dicemplungkan ke Kawah Candradimuka beserta pusaka/senjata seluruh dewa-dewa khayangan. Akhirnya keluarlah ksatria muda gagah perkosa eh perkasa dengan otot kawat balung wesi kulit waja sikut pethel garis linggis anu ceret (cuman mengkopas omongannya Ki Purbo  yang kemudian ditandingkan dan mengalahkan senopatinya kolopracono bahkan si kolopracono sendiri. Akhirnya khayangan menjadi pemenang peperangan good vs evil.
Cerita di fast forward sampai ke kisah percintaan 
Gathotkaca Wanda Thathit Bule

Gathotkaca-Dewi Pergiwa dimana dewi Pergiwa merupakan sepupu Gathotkaca, anak dari Arjuna. Ternyata, Lesmana Mandrakumara anak prabu Duryudana yang meskipun putra mahkota tidak memiliki kesaktian apapun juga jatuh cinta kepada Pergiwa dan mengadu ke Patih Sengkuni. Sengkuni pun menyusun tipu muslihat bersama Guru Arjuna menemui Arjuna dan mengatakan pernikahan antar sepupu itu tidak baik, selain itu sengkuni juga menggunakan hitung2an weton (hari kelahiran) rumit yang kesimpulannya jika Gathotkaca-Dewi Pergiwa menikah akan berakhir malapetaka. Pernikahan Gathotkaca-Dewi Pergiwa yang sudah dirancang pun dibatalkan. Ini meremukkan hati Gathotkaca, yang memasuki fase galau, minggat dari rumah, bahkan ingin mengakhiri hidupnya dengan cara terbang tinggi terus menukik membenturkan kepala ke gunung, tapi gunungnya yang retak 
Gathotkaca Klamben

Akhirnya Gathotkaca mendapat petuah, kalau memang kau cinta ya perjuangkan, kalau gak bisa lewat jalan depan ya lewat jalan belakang. Akhirnya Gathotkaca menemui Pergiwa di kediaman Arjuna melalui jalan belakang dan diketahuilah bahwa Pergiwa juga mencintainya dan sedih karena dijodohkan dengan Lesmana Mandrakumara. Akhirnya diculiklah Dewi Pergiwa yang menimbulkan kemarahan Arjuna, Arjuna mengadu ke Werkudara kakaknya, Werkudara marah, tapi memberikan respon yang setengah jumawa karena tau bahwa mereka berdua saling mencinta. Akhirnya terjadilah pertarungan, tepatnya pemukulan satu pihak Arjuna terhadap Gathotkaca yang pada akhirnya Arjuna menyadari Gathotkaca-Dewi Pergiwa saling mencinta dan akhirnya memberikan restunya.
Gathotkaca Gagrag Banyumas

Kisah ini diakhiri dengan Perang Bharatayudha dimana Gathotkaca menjadi panglima perang Pandawa. Di medan pertempuran dia melawan Raden Karna yang masih terhitung pamannya. Gathotkaca bertarung dengan hebat tanpa ada yang bisa menghentikan. Akhirnya Karna dibujuk oleh pihak kurawa untuk melepaskan senjata Kunthawijaya yang takdirnya musti menyatu dengan warangka/sarungnya, awalnya Karna menolak, tapi karena kurawa terdesak akhirnya dilepaskanlah Senjata Kuntha yang mengejar warangkanya yang menyatu dengan tubuh Gathotkaca. Gathotkaca yang mencoba terbang menghindar dikejar tanpa ampun oleh senjata Kuntha untuk menepati takdir ” Pusaka manjing warangka”. Gathotkaca gugur dengan tragis di medan perang untuk membela Keluarganya dan membela kebenaran.

Demikian tentang Gathotkaca Sang Satrua Pringgandani

wassalam




BRATASENA

BRATASENA

Wayang Bratasena Koleksi saya adalah perpaduan antara Wayang Purwa dengan Wayang Rai Wong ( kreasi Ki Enthus Susmono )
Ide untuk membuat wayang ini setelah saya beberapa kali melihat pertunjukan Wayang kulir rai wong Ki Enthus Susmono.Jadi saya mencampurkan dua unsur wayang ini menjadi satu.
Bratasena Sandangan Wayang rai Wong saya menyebutnya.Karena dari bagian wajah dan badan masih asli dari Unsur Wayang Purwa akan tetapi Sandangan / Pakaian yang digunakan adalah unsur dari Wayang Rai wong.
Bratasena
 Wayang Bratasena ini dibuat disolo tepatnya diSanggar Wayang Gogon solo Jateng.
Mungkin klo diamati bagian badan akan lebih cocok bila disungging/diberi warna Gradasi/3D seperti wayang kulit rai wong.
Cuman saat itu saya ga kepikiran kesitu.
Dan mengenai Tokoh Wayang Bratasena saya mempunyai catatan kecil yang saya kutip di Goglee.

MITOLOGI

Raden Bratasena adalah anggota Pandawa yang kedua, putra Prabu Pandu. Bratasena bernama juga Bima dan Bayusuta atau putra angkat Betara Bayu. Setelah dewasa ia bernama Wrekudara, bertahta di Jodipati, sebagai sebagai raja.
Bratasena tidak pernah memakai bahasa halus pada siapa pun juga, bahkan terhadap Dewa, dia juga menggunakan bahasa, kasar. Selama hidupnya hanya sekali, ia berbahasa halus (atau krama) yaitu ketika ia bertemu dengan Dewa Ruci. Seorang dewa yang berukuran kerdil, yang dianggapnya sebagai yang dewa sejati. Tetapi walaupun kasar, bahasanya itu penuh dengan kebijaksanaan, Ia juga tidak pernah dusta.
Bratasena

Dan ini adalah satu cerita tentang Sang Bratasena saat Mbabad Alas Wanamarta :

Dalam kisah pewayangan Jawa, negara Amartha merupakan negara yang dikenal sebagai tanah para Pandawa lima. Pada awalnya, negara ini merupakan Hutan Mertani yakni sebuah hutan belantara yang dikenal angker dan menjadi lokasi para jin berkumpul. Hutan ini juga disebut dengan hutan siluman karena seringkali menjadi lokasi para makhluk halus berkumpul.
Berawal dari rasa iba Prabu Matswapati, Raja Negara Wirata terhadap anak-anak Pandawa. Ia pun menyerahkan Hutan Mertani atau hutan wanamarta kepada Pandawa. Hutan Mertani pun kemudian dibangun oleh para Pandawa sebagai sebuah negara. Awalnya hutan ini adalah kerajaan siluman yang besar yang terdiri dari satu pusat pemerintahan dengan empat negara bagian.
Begawan Anoman berhadapan dgn Raden Bratasena

Perjuangan para Pandawa pun dimulai dengan membuka hutan Mertani. Mereka pun harus menghadapi para prajurit jin dibawah pimpinan Arya Dandunwacana. Arya Dandunwacana pun dibantu oleh Detya Sapujagad, Detya Sapulebu, Detya Sapuangin, dan Senapati Perang Negara Mertani. Mereka pun memiliki keahlian dan kemampuannya masing-masing.
Sementara para Pandawa yang dipimpin oleh Bima terus berjuang dengan bantuan Nakula dan Sadewa. Awalnya mereka pun dapat mengalahkan prajurit Jin tersebut. Namun, saat menghadapi Arya Dananjaya, mereka pun mengalami kekalahan karena terjerat Jala Sutra Emas. Mereka kemudian dipenjarakan di Negara Mertani.
Namun Bima, Nakula, dan Sadewa pun mendapat pertolongan dari Arjuna. Berkat khasiat dari ‘Minyak Jayengkaton’ pemberian dari Bagawan Wilawuk ia pun dapat melihat makhluk dan kerajaan siluman untuk menolong para Pandawa. ( http://www.youtube.com/watch?v=JAXhZGR1cQc&feature=share&list=PL905AA46F2593A038 )
Berkat minyat tersebut pula, mereka dapat membuka tabir rahasia hutan Mertani yang merupakan kerajaan siluman. Hal tersebut membantu mereka dalam peperangan melalui prajurit Jin untuk mendapatkan Hutan Mertani. Oleh karenanya, prajurit dan kerajaan Jin pun dapat dikalahkan oleh para Pandawa.
Arya Danduwacana sendiri dikalahkan oleh Bima. Raganya pun menyatu dalam tubuh Bima setelah menyerahkan Negara Jodipati. Kemudian Arjuna mengalahkan Danajaya dan menyerahkan Negara Madukara. Demikian pula dengan Detya Sapuangin, karena dikalahkan oleh Arjuna, maka Detya Sapuangin menjelma menjadi ajian Arjuna. Oleh karenanya sejak saat itu, Arjuna dapat berlari secepat angin.
Di sisi lain, Detya Sapujagad dan Detya Sapulebu terkalahkan oleh Nakula dan Sadewa. Masing-masing pun menyerahkan Negara Sawojajar dan Bawenatalun. Sementara Prabu Yudhistira sendiri ‘manunggal’ dalam tubuh Puntadewa. Sejak saat itu, Puntadewa mengganti nama menjadi Yudhistira.
Negara Siluman Mertani pun sejak saat itu terkalahkan dan berubah menjadi negara yang dapat terlihat oleh pandangan mata biasa. Hutan Mertani kemudian dijadikan sebagai negara besar dan megah dan digantin namanya menjadi Negara Amarta.

 Cerita lain tentang Sang Bratasena bisa temen2 lihat di Video berikut :
http://www.youtube.com/watch?v=1aNTH-Biqd8&feature=share&list=PLnx-c7FWve6lXmEcZJHrTr-G3GADkILoW

sekian

Selasa, 30 Oktober 2012

Kayon / Gunungan GANESHA LOKA BAWONO

Kayon / Gunungan GANESHA LOKA BAWONO

Kayon/Gunungan GANESHA LOKA BAWONO adalah Kayon Kreasi saya,Perpaduan antara Dua Kayon yaitu Kayon TRI LOKA BAWONO ( Milik Ki Bambang Soewarno ) dengan Kayon Ganesha Milik Ki Enthus Susmono )
Dibuat di Sanggar Wayang Anugrahing Wayang Seno ,Karanganyar - Solo

Kayon GANESHA LOKA BAWONO

Kayon GANESHA LOKA BAWONO
Kayon TRI LOKA BAWONO ( Ki Bambang Soewarno )

Kayon Ganesha (Ki Enthus Susmono)

 Dan apa itu Gunungan/ Kayon...???
ini ada penjelasan tentang Gunungan/Kayon yang saya ambl dari Wikipedia :

MITOLOGI


Gunungan adalah wayang berbentuk gambar gunung beserta isinya.[1][2] Di bawahnya terdapat gambar pintu gerbang yang dijaga oleh dua raksasa yang memegang pedang dan perisai.[2] Itu melambangkan pintu gerbang istana , dan pada waktu dimainkan gunungan dipergunakan sebagai istana. Di sebelah atas gunung terdapat pohon kayu yang dibelit oleh seekor ular naga.
Dalam gunungan tersebut terdapat juga gambar berbagai binatang hutan. Gambar secara keseluruhan menggambarkan keadaan di dalam hutan belantara.[2] Gunungan melambangkan keadaan dunia beserta isinya. Sebelum wayang dimainkan, Gunungan ditancapkan di tengah-tengah layar, condong sedikit ke kanan yang berarti bahwa lakon wayang belum dimulai, bagaikan dunia yang belum beriwayat. Setelah dimainkan, Gunungan dicabut, dijajarkan di sebelah kanan.[2]
Gunungan dipakai juga sebagai tanda akan bergantinya lakon/tahapan cerita. Untuk itu gunungan ditancapkan di tengah-tengah condong ke kiri. Selain itu Gunungan digunakan juga untuk melambangkan api atau angin. Dalam hal ini Gunungan dibalik, di sebaliknya hanya terdapat cat merah-merah, dan warna inilah yang melambangkan api.
Gunungan juga dipergunakan untuk melambangkan hutan rimba, dan dimainkan pada waktu adegan rampogan, tentara yang siap siaga dengan bermacam senjata. Dalam hal ini Gunungan bisa berperan sebagai tanah, hutan rimba, jalanan dan sebagainya, yakni mengikuti dialog dari dalang. Setelah lakon selesai, Gunungan ditancapkan lagi di tengah-tengah layar, melambangkan bahwa cerita sudah tamat.
                          

sekian

Senin, 29 Oktober 2012

BETHARA GURU / MANIKMAYA

BETHARA GURU / MANIKMAYA

Berawal dari cita2 ku dimasa kecil ingin menjadi seorang Dalang Wayang Kulit tapi tidak kesampean...dan Sampai sekarang hanya bisa mengoleksi wayang kulit dan DVD Wayang Kulit Dalang2 Kondang.
Walaupun tidak jadi Dalng...setidaknya Wayang kulit ku bisa jadi teman disaat aku lelah...kecapean saat pulang kerja.
Dan ini sebagian Koleksi wayang kulit ku :


Bethara Guru Koleksi Ade Nih

Bethara Guru Koleksi Ade Nih
Wayang Bathara Guru / Manikmaya ini adalah wayang kreasi ku sendiri,wayang ini tercipta berkiblat dari wayang ukur dan wayang kulit gagrag solo.
Dari bentuknya hampir mirip dengan Bathara guru Koleksi Dalang Enthus Susmono dan Ki Dalang Kukuh Bayu Aji hanya dari Tunggangan Mahkota dan pengangon2 aku bikin Wahh...aku bikin gemerlap...karna Wayang ini adalah perlambang Ratu atau Raja para Dewa Kahyangan.
Dari penyunggingan jg aku bikin transparan dibagian Merakan dimahkota,bgian bulan sabit,gagang tombak sungu Lembu Andhini'y dan Awan.( Ide/Kreasi by Ade Nih,Penatah/Penyungging by Bpk Rohayat - Cilacap)

Bethara Guru Koleksi Ki Kukuh Bayu Aji
Dan Untuk lebih jelas siapa kah tokoh wayang ini,ini ada sebuah kutipan yg saya ambil dari WIKIPEDIA tentang Mitilogi Bethara Guru ini.

MITOLOGI :
Betara Guru (Manikmaya) diciptakan dari cahaya yang gemerlapan oleh [[Sang Hyang Tunggal]], bersamaan dengan cahaya yang berwarna kehitam-hitaman yang merupakan asal jadinya Ismaya ([[Semar]]). Oleh Hyang Tunggal, diputuskanlah bahwa Manikmaya yang berkuasa di Suryalaya, sedangkan Ismaya turun ke bumi untuk mengasuh para [[Pandawa]].

Adapun saat Batara Guru diciptakan, ia merasa paling sempurna dan tiada cacatnya. Hyang Tunggal mengetahui perasaan Manikmaya, lalu Hyang Tunggal bersabda bahwa Manikmaya akan memiliki cacad berupa lemah di kaki, belang di leher, bercaling, dan berlengan empat. Batara Guru amat menyesal mendengar perkataan Hyang Tunggal, dan sabda beliau betul-betul terjadi.

Suatu ketika Manikmaya merasa sangat dahaga, dan ia menemukan telaga. Saat meminum air telaga itu—yang tidak diketahuinya bahwa air tersebut beracun—lantas dimuntahkannya kembali, maka ia mendapat cacad belang di leher. Diperhatikannya kalau manusia ketika lahir amatlah lemah kakinya. Seketika, kakinya terkena tulah, dan menjadi lemahlah kaki kiri Manikmaya. Saat ia bertengkar dengan istrinya Dewi Uma, dikutuknya Manikmaya oleh Dewi Uma, agar ia bercaling seperti [[rakshasa|raksasa]], maka bercalinglah Manikmaya. Sewaktu Manikmaya melihat manusia yang sedang sembahyang yang bajunya menutupi tubuhnya, maka tertawalah Manikmaya karena dikiranya orang itu berlengan empat. Maka seketika berlengan empatlah Manikmaya. Hal ini adalah salah satu upaya de-Hinduisasi wayang dari budaya Jawa yang dilakukan [[Walisongo]] dalam upayanya menggunakan wayang sebagai sarana penyebaran [[Islam]] di [[Jawa]]. Contoh lain adalah penyebutan [[Drona]] menjadi Durna (nista), adanya kisah [[Yudistira]] harus menyebut kalimat [[syahadat]] sebelum masuk [[surga]], dan lain-lain.


Demikian Penjelasan dari Koleksi wayang kulit ku Bethara Guru / Manikmaya.

terima kasih